Annyeonghaseyo
Archive
Credits Basecode from Arrien Amani Cute icon from Pixel |
KH. Hasan Arif, Pejuang Asal Garut Yang Terlupakan. Minggu, 08 Juni 2014 | 4 Comments
Musium
Garut, masyarakat bisa mengenang memori lama. Di sana ada miniatur " Babancong
" (tempat pidato kenegaraan Soekarno), naskah kuno tahun 1912 yang
menceritakan Sejarah Singosari sampai Balubur Limbangan Garut, serta Naskah
Lontar Kabuyutuan Ciburuy, lengkap dengan Reflika Kujang, Tri Sula, Encis,
Genta, Bedog, Gunting, keris, Pedang Zulfakor, Peta Kuno dan Bendera Ciung
Wanara.
Beragam
foto peninggalan Kerajaan Hindu Candi Cangkuang, Batu Lempang peninggalan
budaya megalitik, sampai situs makam “
karuhun “ Garut, replika rumah-rumah adat Sunda buhun, dan foto Bupati Garut
dari masa ke masa pun turut dipampang, termasuk tokoh Garut jaman kolonial KH.
Muhammad Musa.
Akan
tetapi, dari sekian artefak sejarah kekayaan peradaban Garut tersebut, minim
sekali bukti sejarah tentang kiprah Haji Hasan Arif. Pelopor perjuangan
Kemerdekaan Indonesia ini seolah dilupakan, meski Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata telah menertibkan sebuah buku berjudul "Cimareme Mandi Getih"
tahun 2012.
Cimareme
merupakan kampung kecil terletak di Kecamatan Banyuresmi berbatasan dengan
Kecamatan Leuwi Goong. Bersebelahan dengan Rawa Gabus pemasok air pesawahan
masyarakat, Nama Kampung Cimareme ini mendadak terkenal, populer, 'Ngageunjelungkeun'
Indonesia pada awal abad 20 tahun 1918 an.
Lantas
apa yang mempopulerkan nama Kampung Cimareme tersebut, sampai Pemerintah Hindia
Belanda mengerahkan seluruh pasukan tentaranya? Padahal Cimareme hanya sebuah
kampung yang mayoritas penduduknya bertani serta jauh (kurang lebih 15
kilometer) dari Garut kota.
Ternyata,
di Cimareme itulah awal mula lahirnya Nasionalisme (Cinta Tanah Air) pertama
melalui pemberontakan warga yang dimotori Haji Hasan Arif bersama petani dan santri
Cimareme. Masyarakat Cimareme menolak pengiriman upeti hasil pertanian ke
Pemerintah Kolonial Belanda.
Memang
para peneliti sejarah telah mengabadikan Riwayat Hidup dan Perjuangan Haji
Hasan Arif dalam suatu buku yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 1983/1984 dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kab. Garut tahun
2012 tadi.
Namun,
pengorbankan Hasan Arif sampai merelakan nyawanya yang jadi inspirasi
perlawanan di Indonesia masih tidak sebanding dengan perlakuan Pemerintah
sekarang karena jika berkunjung ke Cimareme, akan dijumpai jalanan yang buruk,
penduduk yang masih miskin, serta area pemakaman yang tak terawat. Padahal,
pihak keluarga telah mengajukan Jalan Kampung Cimareme diperbaiki sehingga
memudahkan para peziarah, dan membangunan Musola di pemakaman.
Hingga
awal tahun 2014 ini, jalan cimareme masih kurang bagus sepertinya tak
terperhatikan oleh Pemerintah Daerah Garut, termasuk pemakaman yang tanpa
musola. "Ti kapungkur hoyong aya musola, margi sok seueur nu ziarah nu sok
nyalahgunakeun makam. Oge jalan ka kampung disaean, sareng jalan ka
makamna," ( Dari dulu ingin ada mushola, sebab banyak penjiarah yang
datang mempergunakan makan, dan jalan ke kampung sareng ka makam ingin
diperbaiki ) kata perawat makam yang masih keturunan Hasan Arif, Ipah.
" Ukur carios
wungkul tikapungkur ge," ( Hanya omongan saja dari dulu juga ) kata Ipah
menambahkan.
Agar
pengabdian Hasan Arif terus menginspirasi, para keturunan Hasan Arif juga
mendirikan Yayasan Kiai Haji Hasan Arif (YAKHA) yang bergerak dalam bidang
Pendidikan. Meski tak sebesar Yayasan lain yang sudah sukses seperti
Almusadaddiyah misalnya, Yayasan tersebut telah memiliki SMP dan SMA sejak
1990.
Untuk
tarap kesejahteraan masyarakat pun terlihat jelas. Masyarakat Cimareme
tergolong miskin karena hampir sepertiga warganya sebagai petani dan buruh
tani. Sisanya berdagang dan ada beberapa yang menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Dipinggir
jalan, nampak warung-warung depan rumah yang sangat berdekatan dengan makanan
yang dijual tidak lah seberapa, serta rumah kediaman Hasan Arif (Tempat
dibunuh) yang kini didiami salah satu keturunan pahlawan perintis kemerdekaan
ini dan sebuah mesjid peninggalan Hasan Arif yang masih berdiri megah. (********)
|
Mantap gan..makam orang tua KH hasan arif ( KH tubagus alfani )..kurang perawatannya
Mantap gan..makam orang tua KH hasan arif ( KH tubagus alfani )..kurang perawatannya
maap kang, makam tubagus Alfani dimana ya?
Ya Alloh masukan kedlm surgamu dan kasih sayangmu untuk eyang hj Hasan arif, nini Imas dan kakek tercintaku mama hj Sobandi
Posting Komentar