Domo World.


Annyeonghaseyo


Rana & Safira @ Seoul , South Korea
This is domokun world. The brown blog.

Tagboard

PUT YOUR CBOX CODE HERE

Flashback


Archive

Credits

© 2014 - Full Template by Rana Zk & Safira Nuril Izzah
Basecode from Arrien Amani
Cute icon from Pixel
Perempuan Berhati Baja
Senin, 17 Maret 2014 | 0 Comments

Perempuan Berhati Baja

Pada tugas pembuatan artikel kali ini saya lebih memilih topic pengalama pribadi yang diharapkan cerita ini bermamfaat bagi para pembaca, cerita ini saya buat pada saat saya mencoba membuka kembali facebook yang sudah lama saya abaikan.
Setelah melihat beberapa status dari beberapa orang teman dalam facebook, mata saya saat itu langsung tertuju pada sebuah poto keluarga kecil, seorang wanita muda berjilbab disampingnya saya lihat seorang laki-laki yang diperkirakan masih berumur sekitar 30 tahunan dan seorang anak balita yang diperkirakan masih berumur sekitar 3 tahun.
Saya merasa bahagia dan bangga ternyata wanita muda itu tiada lain adalah D yang kini tinggal di Kacematan C (sengaja saya samarkan karena menyangkut privasi seseorang). Saya masih teringat saat dihadapan saya terduduk seorang gadis yang masih ABG umurya saat itu masih 14 tahunan, rambutnya panjang berwarna pirang dan bergelombang, wajahya cantik (mirip artis Agnes Monica) kulit putih dengan tinggi badan sekitar 165 cm dan berat badan sekitar 47 kg.
Saat saya tanya nama, alamat dan lain-lain dia hanya tersenyum kecil sambil merunduk malu-malu, lama kelamaa ahirnya kami terlibat obrolan walaupun masih canggung tetapi lumayan nyambung.
Sejak saat itu saya sama D sering bertemu disuatu tempat, beberapa hari kemudian, ternyata D sudah mulai berani bercerita tetang kehidupan pribadinya, dimana dengan majah yang masih lugu, D bercerita saat dia berusia 9 tahun saat masih duduk dibangku sekolah dasar kelas 4, dimana saat itu, D tinggal bersama ibu, ayah tiri, kakak dan 2 orang adik tiri yang dia sayangi.
D tinggal bersama keluarga di Kecamatan P, menempati sebuah gubuk yang sepi karena jarak rumah D dengan tetangga cukup jauh. Kondisi keluarga selama beberapa tahun sejak kehadiran sang ayah tiri dan dua orang adik tiri berjalan normal seperti biasanya, namun suatu hari D sangat kaget karena sang ayah tiri yang selama ini dihormati dan sudah dianggap ayah kandung sendiri ternyata telah tega berbuat tak senonoh memperkosanya hingga beberapa kali.
Karena usianya yang masih sangat muda sehingga D tak begitu memikirkan apa yang sebenarnya telah terjadi, hari demi hari berlalu, D menyimpan rahasia peristiwa perkosaan tersebut didalam hati yang paling dalam.
Entah apa yang terjadi selama rentang waktu D berusia 9 tahun hingga 14 tahun, yang jelas D mengaku setiap kali ada kesempata sang ayah tiri bejad kembali melampiaskan hawa nafsunya hingga tak terhitung berapa kali dia diperlakukan layaknya wanita dewasa.
Menginjak usia 14 tahun D yang tumbuh semakin dewasa degan wajah yang semaki cantik ternyata menjadi pusat perhatian bagi teman-teman disekolah, beberapa teman laki-laki sebaya maupun yang usianya jauh diatas usia D menyatakan rasa suka dan cintanya, namun D yang semakin sadar atas nasibnya tersebut, tak pernah mau menerima cinta laki-laki yang secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya.
Saat dirumah sepi, sang ayah kembali menggahinya, D hanya bisa diam tak berdaya, karena sang ayah tiri selalu mengeluarkan ancaman bahwa jika D tidak mau melayani sang ayah tiri, maka sang ayah tak akan menafkahi ibunya, hal itu yang membuat D takut dan menuruti setiap permintaan sang ayah.
Namun karena seiring kedewasaan D terus berkembang, sang ayah tiri yang semakin menjadi-jadi, membuat D mulai berpikir dan berniat menceritakan pengalaman pahitnya kepada sang ayah kadung yang tinggal cukup jauh di kecamatan L.
Hingga pada suatu hari D akhirnya memberanikan diri untuk menceritakan pengalaman pahitnya tersebut kepada sang ayah kandung, dengan tekad akan menerima konsekuensinya, maka D bercerita kepada sang ayah kandung, sejak saat itu D tinggal bersama sang ayah kandung yang hancur hatinya karena buah hatinya telah dinodai oleh ayah tirinya.
Sang ayah tiri akhirnya mendekam di  Lapas kelas 2 B Garut dengan hukumana pejara yang dijatuhkan majelis hakim 8 tahun penjara. Sejak saat itu D berpisah dengan ibu kandung dan saudara-saudaranya, berat sebenarnya bagi D harus meninggalkan ibu kandung dan 3 saudaranya dikampung halaman, namun demi masa depan dia harus merelakannya.
Hari-hari pertama sejak berpisah dengan keluarga yang dicintainya D sering terlihat murung dan beberapa kali masuk rumah sakit. Saya yang saat itu ditugaskan untuk mendampingi D dalam pemulihan mental memang cukup berat karena disamping harus memberikan motivasi terhadap D untuk bisa hidup lebih baik dan menjadikan pengalaman pahitnya dijadikan cerminan dimasa yang akan datang tenryata bukanlah hal yang mudah.
Hingga beberapa peraturan Lembaga Perlindungan Anak pernah diabaikan untuk memulihkan mental dan kejiwaan D, salah satunya mempertemuka kembali D dengan sang ibu yang dinilai telah lalai sehingga D mejadi korban, beberapa pertimbanga diambil hingga akhirnya D mulai pulih dan mau melanjutkan sekolah.
Empat tahun lalu, setelah pendampingan dirasa sudah cukup, akhirnya D diboyong oleh sang kakek di kecamatan C, saya merasakan kehilaga D, namun karena korban serupa yang terus berdatangan akhirnya saya lupa dan terfokus menangani gadis-gadis ABG lainnya yang mengalami hal serupa.
Melalui akun facebooknya, saya kini tahu bahwa D sudah berkeluarga dan kini dia sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang lucu. Saya sediri tak bisa membayangkan betapa beratnya hidup D, tetapi dengan kekuatan hati sekuat baja, kini D hidup damai bersama keluarga dan memiliki suami yang begitu sangat menyayanginya.
Ini adalah satu dari sekian puluh cerita perempuan asal Garut yang memilki cerita pahit namun berkat tekad dan keyakinannya bisa merubah hidup, kini mereka sudah kembali berbahagia.

Posting Komentar


? Newer Post
Older Post ?